Cepuk Batu Onyx, Jual Kerajinan Onix, Cepuk Marmer
Cepuk Batu Onyx, Jual Kerajinan Onix, Cepuk Marmer
Kali ini Bintang Antik Sejahtera menghadirkan kerajinan cepuk batu onyx set yang terbuat dari bahan onix yang berwarna coklat. Kerajinan ini berfungsi untuk menyimpan perhiasan maupun barang berharga lainnya. Nah jika anda ingin meletakkan barang anda bisa memakai kerajinan ini. Barng mahal tentu wadahnya juga yang bagus hehehehe… Kerajinan ini memiliki bentuk yang sangat unik apalagi jika terkena cahaya batu ini akan tembus terang. Karena batu onix ini memiliki kelebihan tembus cahaya. Kerajinan cepuk onix ini di tangani oleh tukang - tukang handal kami yang sudah berpengalaman berpuluhan tahun, tentu sudah sangat mahir sekali untuk membuat segala kerajinan. Cepuk set ini banyak di gemari oleh orang - orang berkalangan elit. Padahal harga kerajinan tersebut sangatlah terjangkau , yang lainnya pun juga bisa untuk memilikinya. Masalah harga tidak usah khawatir, kenapa demikian ? Tulungagung merupakan gudangnya segala kerajinan. Sehingga harga tentu bersahabat, kami adalah pengrajin Tulungagung yang tentu sudah berpengalaman.
Cepuk Batu Onyx, Jual Kerajinan Onix, Cepuk Marmer |
Cepuk Batu Onyx, Jual Kerajinan Onix, Cepuk Marmer |
Kami berdiri sejak tahun 2009 hingga saat ini yang melayani secara online dan offline. Dan kamipun selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kepuasan anda. Untuk pelayanan pengiriman kami keseluruh Indonesia yang nantinya di pecking kayu tentu di jamin aman sampai tujuan. Sebelum pengiriman akan kami cros chek dulu sehingga barang tidak ada yang cacat. Bintang Antik Sejahtera merupakan situs online pengrajin marmer yang tergabung dalam Group Bintang Antik Sejahtera layanan yang terpercaya sejak tahun 2009 dan terdapat lebih dari 50 orang pengrajin yang memiliki keahlian tersendiri dibidang pengolahan marmer. Jl. Kanigoro gg 4 no. 35, Blumbang, Ds. Campurdarat, Kec.
Sudah dikenal tegnology pembuatan kerajinan asbak marmer kotak.Pada generasi pertama ini juga ditandai dengan istilah “ mbodi” atau mempola sebuah kerajinan dengan betel atau tatah dan palu. Sistem pemasaran kala itu masih dari mulut kemulut dan dipasarkan dengan cara ideran -yakni system pemasaran door-to door , sehingga lambat laun marmer Tulungagung ini semakin dikenal masyarakat.Pada saat itu pertambangan marmer warisan dari Zaman Hindia Belanda sudah ada di Daerah Besole, yang saat itu masih termasuk dlam wilayah underdistric Wajak.Namun pada saat itu pengelolaan daerah tambang marmer ini sangat-sangat tertutup untuk umum belum ada pengusaha local yang ikut mengusahakan disekitar pabrik tambang marmer Tulungagung ini.Pada Dekade ini prasasti marmer sudah ada, karena seiring dengan aplikasi traso marmer pada kijingan , batu nisan dan makam , tegnology letter ( sebutan grafir red: Bahasa local) sudah diterapkan . Generasi kedua ini ditandai dengan beberapa perkembangan teknik dalam pengolahan marmer, antaralain,mulai dikenal tegnology bubut marmer, yang merupakan pemanfaatan bubut besi bekas dan rusak.
Varian produk kerajinan Cor Logam ini sangat digemari konsumen dan sangat laris dipasaran.Sampai dengan beberapa tahun komponen ini sangat diburu konsumen,Betapa tidak , jika dengan mengawinkan tegnology kayu jati ukir Jepara , kerajinan meja berbahan marmer ini harganya bisa tiga kali lipat, misalnya sebuah meja kayu ukir disilangkan dengan plat batu marmer. Persilangan dengan ukiran Jepara tidak banyak diminati konsumen . Jepara yang mengungsi untuk mencetak kreasi disini, mungkin mereka mempunyai tradisi seni yang lebih tua, sehingga tidak banyak yang ingin mengembangkan persilangan ini di Tulungagung.wal Hasil yang diterima konsumen adalah adalah perkawinan tegnology cor logam dari darah Klaten dan Sukoharjo.Terdapat Hit varian meja marmer saat itu misalnya : Meja Kacangan , Meja kacangan hati, meja rias,meja telephone kembang , meja dan kursi anggur, meja Oshin kaki logam, meja Isabella, meja Monalisa , dan sebagainya . Sampai dengan saat ini masih terdapat perkawinan dua kerajinan ini secara sempurna, meskipun tidak seramai kala itu , perkawinan dua kerajinan ini masih banyak diburu konsumen, akan tetapi kelihatannnya para pengrajin marmer intens sekali menggarap kerajinan logam mereka sehingga yang dikembangkan saat ini hanya kelas halusan dan tidak kelas brown seperti saat itu.
Tegnology bubut marmer ini adalah tegnology pembubutan kerajinan marmersebagaimana pengolahan kerajinan kayu, akan tetapi alat yang dipergunakan adalah bubut besi yang sudah rusak , aus komponen, dan sudah berkurang dalam hal presisi dsb.Alat ini pertama kali dikenalkan oleh Kelompok Binaan Pemerintah ORDE BARU saat itu, mirip kayak UMKM saat ini, Kelompok ini terkenal dengan nama “ ARGO BINANGUN” Kelompok ini mendapatkan program binaan pemerintah , berupa lahan dan juga perbengkelan, permodalan dan pembinaan-pembinaan teknik lainnya. 1980 menjadi sentral pelatihan dan pendidikan tenaga-tenaga trampil pengolahan marmer, baik dari daerah Kecamatan Campurdarat, ataupun dari daerah lain, bahkan dari luar Jawa pun banyak sekali yang belajar tegnology pengolahanmarmer ditempat ini. Pada generasi kedua ini sudah mengenal showroom, yakni sebagai tempat warga pengrajin marmer untuk menampilkan dan mendisplay kan barang dagangan mereka. Ukuran showroom kala itu hanya kisaran 20 M2 saja, ini sudah dikatakan sebagai showroom yang besar. 40 CM saja).Selain pemasaran dengan mendisplaykan kerajinan di Showroom , warga pengrajin marmer juga memajangkan barang dagangan dan kreasi mereka di rumah-rumah mereka, sebagai benda aplikasi perabotan rumah tangga.
Mesin belah ini biasanya disebut Blit,blit ini memiliki banyak sekali potongan gigi baja , yang disebut sebagai segmen baja inta, Nah segmen-segmen inilah yang dipakai untuk menembus kerasnya batu-batuan itu. 3 Ton lebih . Pada Generasi ketiga ini sudah mulai dikenal diskgrinder atau sering disebut sebagai skrap dalam bahasa local Tulungagung. Disk grinder ini mulai dikenalkan sebagai tegnology pengolahan marmerdan pembentuk bahan batuan menjadi barang-barang seni yang lain , yang tidak bias dikerjakan dengan cara dibubut. Pada tahun 1983, tegnology pembuatan patung dan ornament marmer semakin tidak terbatas jumlah kreatifitasnya, termasuk pembuatan relief dan prasasti besar, karena pembuatan prasasti besar selalu memerlukan skrap atau diskgrinder ini . Saya ingat betul pelopor kerajinan patung marmer pada waktu itu dipelopori oleh Bapak Teguh Gondrong, beliau tercatat sebagai salah seorang seniman yang sangat idealis , sehigga banyak menelurkan karya-karya seni , baik yang sempat hit dan ataupun yang sama sekali tidak laku dipasaran .
Dalam generasi ini sudah dikenal pengadaan bahan baku dari luar daerah,yakni berupa onik dan marmer-marmer daerah lainnya.Pada waktu itu dikenal marmer Tasik, berasal dari Tasikmalaya Jawabarat, marmer bojonegoro dari daerah Bojonegoro,marmer Timor dari daerah Timor-Timur ( sekarang Timor Leste), onik Bawean dari Kabupaten Gresik dan sebagainya. Penggunaan marmer dan bahan onix dari daerah lain semakin memperkaya khasanah warna-warni kerajinan marmer Tulungagung pada saat itu.Akan tetapi biasanya pengiriman bahan baku dari daerah lain merupakan transportasi titipan atau bawaan pulang, setelah mengunjungi suatu daerah tertentu . Misalnya jika Truck atau kendaraan dari Jakarta misalnya pulang membawa bahan baku dari Tasikmalaya, dan seterusnya Belum terjadi pengadaan bahan baku secara langsung seperti saat ini, yang memang secara khusus untuk mengambil bahan dari luar daerah seperti saat ini.Pada Generasi ini juga ditandai dengan mulai dikenalnya tegnology pembelahan batu dengan mesin diesel,kala itu mesin belah ini hanya berdiameter sekitar 100 CM saja , belum terdapat mesin gergaji belah yang memiliki diameter lebih dari 1 Meter, mesin penggerak gergaji ini hanya sebuah diesel .
Mengingat tegnology aslinya sangatlah mahal, dan mencapai milyaran Rupiah kala itu, para teknisi mesin didaerah kami memodifikasi dan menciptakan kreasi mesin sendiri dengan tegnology serupa dengan mempergunakan barang-barang bekas dari pasar loakan besi tua.Mesin penggeraknya pun hanya dari mesin Kapal laut bekas yang didatangkan dari Surabaya.Sistem pemasaran masyarakat pengrajin marmer pun mulaiberkembang pesat, pada decade ini pertama kali dikenal penjualan secara eksport, mengingat banyak sekali Turis-turis asing yang berkunjung diBali, berburu kerajinan batu-batuan ini ke daerah asli lokal penghasil kerajinan ini .
Para pengusaha-pengusaha sukses telah menyulap tempat mereka menjadi showroom-showroom raksasa, yang menampung kerajinan-kerajinan raksasa pula. Pada saat itu terjadi rivalitas-rivalitas antar pengusaha local , dengan ditandai munculnya patung-patung raksasa sebagai symbol dari keberuntungan mereka.Ada patung Gajah , ada patung Kuda, Banteng , Sapid an lain-lain. Ini adalah sebagai symbol prestise mereka sebagai salah seorang pemain besar didunia marmer ini.Kira-kira begitulah yang terjadi saat itu . Perpasangan yang sempat mendapat perhatian besar kala itu adalah munculnya varian produk dari kerajinan Cor Logam dari daerah Klaten dan Sukoharjo Jawa Tengah .